Sketsa Biografi Kiai Ahmad Asrori Al-Ishaqy


Lima tahun setelah kemerdekaan Republik Indonesia, sosok panutan, tokoh kharismatik, penyejuk hati, penuntun dan pembimbing umat, KH. Achmad Asrori al-Ishaqy dilahirkan. Beliau lahir di pondok pesantren Dar al-‘Ubudiyah Raudat al-Muta’allimin Jati Purwo Surabaya Jawa Timur,  tepatnya pada tanggal 17 Agustus 1950 M. Ayah sekaligus Guru Mursyidnya bernama KH. Muhammad Utsman b. Nadi, dan ibunya Nyai Hj. Siti Qomariyah Binti Munaji.

Kiai Asrori adalah putra ketujuh dari sebelas bersaudara sekandung, yaitu Nyai Hj. ‘Afifah (al-marhumah), Syamsul (meninggal ketika kecil), KH. Fath al-‘Arifin (al-marhum), Mukhlis (meninggal ketika kecil), KH. Minan al-Rahman, KH. Achmad Qomar al-Anam (al-marhum), Nyai Hj. Luthfiyyah, KH. Achmad Ansharullah (al-marhum), Nyai Hj. Zakiyyat al-Miskiyyah, Nyai Hj. Juwairiyyah. Sedangkan saudara seayah dari Nyai Khafifah Bint Imam Rusydi ada empat, yaitu KH. Achmad Fakhrul ‘Alam, Nyai Hj. Fathat al-Miskiyyah (Nyai mimik), dan Nyai Hj. Cahyowati (Nyai titik).

Silsilah nasab Kiai Asrori, termasuk keterunan Rasulullah Saw. yang ke-38,  dari mulai bawah: KH. Achmad Asrori al-Ishaqi – KH. Muhammad Utsman al-Ishaqi – Nyai Surati – Kiai Abdullah – Embah Dasha – Embah Salbeng – Embah Jarangan – Kiai Ageng Mas – Kiai Panembahan Bagus – Kiai Ageng Pangeran Sadang Rono – Panembahan Agung Sido Mergi – Pangeran Kawis Guwa – Syekh Fadhlullah (Sunan Prapen) – Syekh ‘Ali Sumadiro – Syekh Muhammad ‘Ainul Yaqin (Sunan Giri) – Syekh Maulana Ishaq – Syekh Ibrohim Akbar (Ibrohim Asmorokondi) – Syekh Jamaluddin Akbar ( Shaikh Jumadi al-Kubro) – Syekh Ahmad Shah Jalal Amir – Syekh ‘Abdullah Khan – Syekh ‘Abdul Malik – Syekh ‘Alwi – Syekh Muhammad Sahib Mirbat – Syekh ‘Ali Khala’ Qasam – Syekh ‘Alwi – Syekh Muhammad – Syekh ‘Alwi – Syekh ‘Ubaidillah – Syekh Ahmad Muhajir – Syekh Isa al-Rumi – Syekh Muhammad Naqib – Syekh ‘Ali al-Iridhi – Syekh Ja’far Sadiq – Syekh Muhammad al-Baqir - Sayyid ‘Ali Zainal ‘Abidin – Sayyid Imam al-Husayn – Sayyidah Fatimah al-Zahra – Nabi Muhammad Saw.

Melihat silsilah nasabiah di atas, KH. Asrori merupakan cucu maulana Ishaq yang keenam belas (16), dan cucu Rosulullah yang ke tiga puluh delapan (38). KH. Utsman menceritakan bahwa ketika beliau pergi ke Jakarta untuk menghadiri Majelis Maulid al-Rosul, Kamis 26 Rabi’ Awal 1389 H., di pagi harinya saya (Kiai Utsman) berkunjung ke kediaman Habib ‘Ali b. Husain al-‘Attas seraya berkata,” Sekarang saya katakan padamu bahwa engkau termasuk Ahlu al-Bait”. Kiai Utsman berkata,” Segala puji bagi Allah atas kabar gembira ini, semoga Allah menjadikannya sebagai sababiyah bertambahnya ketaatan pada Allah Swt., kesempurnaan mengikuti sunnah Rosulullah, dan menambah mahabbah terhadap waliyullah.

Riwayat Pendidikan KH. Achmad Asrori al-Ishaqiy

Kiai Asrori mengenyam pendidikan pertama kali dari sosok salih dan salihah, Kiai Sepuh (Kiai Usman) dan Nyai Sepuh (Nyai Qomariyah).  Di samping pendiri dan pengasuh pondok pesantren Dar al-Ubudiyah, Kiai Sepuh juga sebagai guru mursyid tarekat Qodiriyah wa al-Naqsyabandiyah. Estafet kemusyidan beliau berasal dari KH. Ramli al-Tamimi dari KH. Kholil Rejoso dari KH. Hasbullah dari Syaikh Khotib Sambas.

Sebagaimana lazimnya putra-putri Kiai untuk mencari berkah, pengalaman dan mengembangkan ilmu pengetahuan. Ketika Kiai Asrori berumur 13 tahun, Kiai Utsman sebagai seorang guru dan ayah mengarahkan Kiai Asrori untuk mondok di  Dar al-Ulum Jombang di bawah asuhan KH. Musta’in b. Romli b. Tamim.

Diperkirakan Kiai Asrori mondok di Dar al-Ulum Jombang pada tahun 1963-1966, selama empat tahun. Setelah dari Jombang, pada tahun 1966, Kiai Asrori menimba ilmu dan pengalaman di Pondok Pesantren Bendo Pare kediri yang di asuh oleh KH. Hayat al-Makki. Tidak sampai satu tahun di pondok Bendo, Kiai Asrori melanjutkan petualangan keilmuannya di Pondok al-Hidayah, Tretek, Pare Kediri. Di bawah asuhan Kiai Juwaini selama tiga tahun.

    Kehausan ilmu dan pengalaman membuat Kiai Asrori tidak berhenti dengan banyaknya kitab yang telah dikaji. Akan tetapi, ia melanjutkan studi di pondok al-Munawwir Krapyak Yogyakarta di bawah asuhan KH. Ali Ma’sum, di pondok ini Kiai Asori di perintah Kiai Ali Ma’sum untuk mengajar kitab Ihya’ ‘Ulum al-Din karya Imam al-Ghozali. Setelah beberapa bulan di Krapyak, ia melanjutkan ke Pondok Lasem. Di pondok Lasem hanya beberapa bulan kemudian diteruskan di Pondok Buntet Cirebon di bawah asuhan KH. Akyas b. Abdul Jamil dan KH. Anas b. Abdul Jamir serta Abdullah.

Karya Intelektual KH. Achmad Asrori al-Ishaqi

 

 Diantara karya-karya intelektual beliau adalah: 1) Bashair al-Ikhwan fi Tadbir al-Muridin al-Hararat al-Fitan wa Inqazihim ‘an Shabakat al-Hirman. 2) Al-Risalah al-Shafiyah fi Tarjamah al-Thamrah al-Rawzah al-Shahiyah bi al-Lughah al-Maduriyah. 3) Kitab Al-Iklil Al-Istighathah wa Al-Azkar wa Al-Da’awat fi al-Tahlil. 4) Kitab Al-Anwar Al-Khususiyah Al-Khatmiyah. 5) Kitab Al-Fayd Al-Rahmany Liman Yazdillu Tahta Al-Saqf Al-Utsmani fi Manaqib Al-Shaikh ‘Abdul Qadir Al-Jilany. 6) Kitab Al-Waqi’ah Al-Fadilah wa-Yasin Al-Fadilah. 7) Kitab Al-Solawat Al-Husainiyyah. 8) Kitab Al-Fathah Al-Nuriyah. 9) Kitab Al-Nafahat fi ma Yata’allaq bi al-Tarawih wa al-Witr wa al-Tasbih wa al-Hajah. 10) Kitab Bahjah al-Wishah fi al-Nubdhah min Maulid Khoiri al-Bariyah Saw. 11) Kitab Lailah al-Qadar. 12) Mir’ah al-Jinan fi al-Istighathah wa al-Adhkar wa al-Da’wat ‘Inda Khatmi. 13) Kitab al-Muntakhabat fi Rabitah al-Qalbiyah wa-Silat al-Ruhiyah, 14) Kitab al-Nuqtah wa al-Baqiyah al-Salihah wa al-Aqibah al-Khairah wa al- Khatimah al-Hasanah. 15) Kitab Muntakhabat fi ma Huwa al-Manaqib. 16) Buku Pedoman Kepemimpinan Kepengurusan dalam Kegiatan dan Amaliyah al-Tariqah dan al-Khidmah. 17) Kitab al-Baqiyyat as-Solihah.

  Kiai Asrori wafat pada 18 Agustus 2009, tepatnya hari Selasa, sekitar pukul 02.00 WIB atau 26 Syaban 1430 H. di usia 58 tahun. Beliau dimakamkan di masjid lama kompleks area Ponpes Assalafi Al Fithrah, Tanah Kali Kedinding, Kenjeran, Surabaya.

 Pena: Pendherek Al Khidmah Kairo Mesir


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Perjalanan Majelis Al Khidmah: Ajaran Kiai Asrori al-Ishaqi

Interpretasi Tarekat Al-Qodiriyah dan Ajarannya

Interpretasi Tarekat Al-Naqsyabandiah dan Ajarannya